Sabtu, 19 Mei 2018

TADARUS DAN KEUTAMAANNYA


Pada bulan Romadlon, selain istilah Takjil, Buka, Sahur dan Taraweh, ada juga istilah yang sering disebut karena merupakan acara rutin, yaitu Tadarus atau Tadarusan. Acara yang dilakukan selepas Sholat Taraweh, melibatkan bapak-bapak dan ibu-ibu juga remaja adalah sesuatu yang khas. Di luar bulan Romadlon, umumnya mushollah sepi setelah jamaah sholat Isya bubar, tapi pada malam Romadlon hingga mendekati tengah malam ada saja mushollaH yang tetap menyuarakan ayat-ayat Al Quran.


Pada zaman saya kanak-kanak --ketika umumnya mushollah belum pakai pengeras suara-- pada bulan Romadlon mushollah-mushollah malahan menyewa speaker segala hanya untuk tadarusan. Ini mungkin tujuannya menghidupkan malam-malam Romadlon. Dan karena inilah kiranya bulan Romadlon selalu ramai siang malam dan dirindukan.

Istilah Tadarus sendiri menurut Kamus Istilah Agama karya Drs. Shodiq, memiliki tiga pengertian, yaitu:
  1.    Membaca Al-Qur’an seorang diri yang dilakukan setiap saat dengan niat untuk  mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
  2.          Belajar membaca Al-Qur’an dan maknanya yang dilakukan secara bersama-sama.
  3.       Membaca Al-Qur’an secara bergiliran atau bersama-sama dari awal sampai  khatam, lalu diulanginya dari awal lagi. Kegiatan ini utamanya dilakukan pada malam-malam bulan Romadlon.


Sebagai syiar agama, tadarus membuat kaum muslimin –yang alim maupun yang awam—dapat merasakan Keagungan Tuhan lewat hidupnya nuansa keagamaan di lingkungan mereka. Bacaan Al Quran yang indah juga menghadirkan sesuatu misterius yang nyata mampu mendamaikan suasana batin pendengarnya.  Al Quran juga tidak membosankan walau diulang-ulang dan dibaca dengan cara terbata-bata.

Dalam sebuah riwayat oleh Abu Dawud, diceritakan oleh Abu Sa’id Al-Khudri ra., bahwa pada suatu ketika ia sedang duduk bersama sejumlah orang Muhajirin yang lemah dan tidak punya cukup kain untuk menutupi anggota tubuh mereka sepenuhnya-- bahkan ada di antara mereka yang melindungi dirinya di belakang orang lain. Saat itu semuanya sedang mendengarkan sesorang yang sedang membaca Al-Qur’an. Tiba-tiba Nabi Muhammad Saw datang menghampiri mereka dan karena kedatangan beliau membuat qori menghentikan bacaannya. Setelah mengucap salam beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian lakukan?” “Sedang mendengarkan Al-Qur’an dibacakan.” Muhammad Rosululloh Saw lalu berkata, “Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan di antara umatku ada golongan yang saya diperintahkan agar duduk bersabar bersama mereka.” Kemudian Nabi Muhammad Saw duduk di antara mereka dan memberi isyarat dengan tangan agar semua yang hadir duduk melingkar menghadap beliau. Kemudian bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin yang lemah. Berita gembira untuk kalian. Kalian akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat, dan kalian akan memasuki surga lebih dulu dari orang kaya dengan perbedaan setengah hari yang lamanya sama dengan lima ratus tahun (di dunia).”

Hadits di atas menjelaskan keutamaan membaca Al Quran bahkan bagi mereka yang hanya mendengarkan. Apalagi kini di bulan Romadlon pahala dilipat gandakan, maka bersyukurlah kita bisa mendengar ayat-ayat Al Quran lantunkan di mana-mana. Bagi yang membacanya sudah pasti akan mendapat kebaikan yang tidak terkira. Sebagaimana dikatakan dalam hadits yang jadi penutup tulisan ini.

“Siapa yang membaca satu huruf Al Quran akan dibalas dengan satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipatnya. Saya tidak mengatakan Alif lam mim itu satu huruf, tapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”
 (HR. Tarmidzi)


2 komentar:

  1. tadarus sunah muakad mendekati wajib ya harus tiap hari tdk peduli ramadan atau bukan

    BalasHapus