Pada
bulan Romadlon, selain istilah Takjil, Buka, Sahur dan Taraweh, ada juga
istilah yang sering disebut karena merupakan acara rutin, yaitu Tadarus atau
Tadarusan. Acara yang dilakukan selepas Sholat Taraweh, melibatkan bapak-bapak
dan ibu-ibu juga remaja adalah sesuatu yang khas. Di luar bulan Romadlon,
umumnya mushollah sepi setelah jamaah sholat Isya bubar, tapi pada malam
Romadlon hingga mendekati tengah malam ada saja mushollaH yang tetap menyuarakan
ayat-ayat Al Quran.
Pada
zaman saya kanak-kanak --ketika umumnya mushollah belum pakai pengeras suara--
pada bulan Romadlon mushollah-mushollah malahan
menyewa speaker segala hanya untuk tadarusan. Ini mungkin tujuannya menghidupkan
malam-malam Romadlon. Dan karena inilah kiranya bulan Romadlon selalu ramai
siang malam dan dirindukan.
Istilah
Tadarus sendiri menurut Kamus Istilah Agama karya Drs. Shodiq, memiliki tiga
pengertian, yaitu:
- • Membaca Al-Qur’an seorang diri yang dilakukan setiap saat dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
- • Belajar membaca Al-Qur’an dan maknanya yang dilakukan secara bersama-sama.
- • Membaca Al-Qur’an secara bergiliran atau bersama-sama dari awal sampai khatam, lalu diulanginya dari awal lagi. Kegiatan ini utamanya dilakukan pada malam-malam bulan Romadlon.
Sebagai
syiar agama, tadarus membuat kaum muslimin –yang alim maupun yang awam—dapat merasakan
Keagungan Tuhan lewat hidupnya nuansa keagamaan di lingkungan mereka. Bacaan Al
Quran yang indah juga menghadirkan sesuatu misterius yang nyata mampu mendamaikan
suasana batin pendengarnya. Al Quran
juga tidak membosankan walau diulang-ulang dan dibaca dengan cara terbata-bata.
Dalam
sebuah riwayat oleh Abu Dawud, diceritakan oleh Abu Sa’id Al-Khudri ra., bahwa pada
suatu ketika ia sedang duduk bersama sejumlah orang Muhajirin yang lemah dan
tidak punya cukup kain untuk menutupi anggota tubuh mereka sepenuhnya-- bahkan
ada di antara mereka yang melindungi dirinya di belakang orang lain. Saat itu semuanya
sedang mendengarkan sesorang yang sedang membaca Al-Qur’an. Tiba-tiba Nabi Muhammad
Saw datang menghampiri mereka dan karena kedatangan beliau membuat qori
menghentikan bacaannya. Setelah mengucap salam beliau bertanya, “Apa yang
sedang kalian lakukan?” “Sedang mendengarkan Al-Qur’an dibacakan.” Muhammad
Rosululloh Saw lalu berkata, “Segala puji bagi Alloh yang telah menciptakan di
antara umatku ada golongan yang saya diperintahkan agar duduk bersabar bersama
mereka.” Kemudian Nabi Muhammad Saw duduk di antara mereka dan memberi isyarat
dengan tangan agar semua yang hadir duduk melingkar menghadap beliau. Kemudian
bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin yang lemah. Berita gembira untuk
kalian. Kalian akan mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat, dan kalian
akan memasuki surga lebih dulu dari orang kaya dengan perbedaan setengah hari
yang lamanya sama dengan lima ratus tahun (di dunia).”
Hadits
di atas menjelaskan keutamaan membaca Al Quran bahkan bagi mereka yang hanya
mendengarkan. Apalagi kini di bulan Romadlon pahala dilipat gandakan, maka
bersyukurlah kita bisa mendengar ayat-ayat Al Quran lantunkan di mana-mana. Bagi yang
membacanya sudah pasti akan mendapat kebaikan yang tidak terkira. Sebagaimana dikatakan
dalam hadits yang jadi penutup tulisan ini.
“Siapa
yang membaca satu huruf Al Quran akan dibalas dengan satu kebaikan, dan satu
kebaikan akan dibalas sepuluh kali lipatnya. Saya tidak mengatakan Alif lam mim
itu satu huruf, tapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf”
(HR. Tarmidzi)
tadarus sunah muakad mendekati wajib ya harus tiap hari tdk peduli ramadan atau bukan
BalasHapusokelah kalo begitu
Hapus