Rabu, 02 Mei 2018

PENDIDIKAN DAN AKHLAK


“Muliakanlah anak-anakmu, dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang mulia.”
(HR. Ibnu Majah)

Beberapa pekan lalu dalam sebuah pengajian rutin di mushollahnya, Kiai Rosyidi (ulama kharismatik yang tinggal di Jatibarang, Brebes, Jawa Tengah) berkata:”…yang ceramah, seakan tidak bisa berhenti, siang malam ngomong terus. Tapi ummat kenapa tetap saja begini, yang nyolong tetap nyolong, yang menipu terus menipu… kenapa? Karena yang ngomong tidak melakukan yang diomongkannya.” Klise memang, tapi saya terkesan mengingat sulit mendapati seorang mubaligh yang berani ngomong begitu.



gambar: kopertis12.or.id

Persoalan kita sekarang ini adalah akhlak. Budi pekerti, keperibadian yang luhur seakan sudah bukan yang utama lagi. Manusia saling memangsa antar sesama, kebaikan cuma tipu muslihat demi keuntungan sesaat. Tungganglanggang ke sana ke mari, lalu mentok di dinding materialisme. Ada yang bilang sekarang zaman jahiliyah modern, tapi cobalah lebih cermat membaca, bisa jadi masa jahiliyah di Makkah dulu kalah jauh dari yang ada di saat ini.

Apa makna pendidikan di zaman ini? kalau melihat lembaga-lembaga pendidikan yang ada kini pasti sangat sulit untuk memahami apa sebenarnya pendidikan itu. Maka harus ada jarak, mundur beberapa langkah sampai dirasa kita telah lepas dari dunia yang selama ini mengurung kita, lalu cobalah membaca dengan kritis. Rosululloh Muhammad SAW mengatakan dirinya diutus untuk urusan akhlak, maka kita sebagai kadernya, sebagai makmumnya memiliki tanggungjawab menjaga misi itu. Pendidikan adalah ikhtiar orang beriman membangun keperibadian yang mulia.

Semoga di tengah hingar bingarnya tekhnologi informasi, di alam yang serba kabur, kita tetap kuat, tetap bergairah menjaga kemanusiaan dan memperjuangkan kemuliaan dengan berpegang pada budi pekerti yang mulia itu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar