Ibnu
Umar ra. mengungkapkan, ada seorang laki-laki bertanya
kepada
Nabi Saw, “Ya Rosululloh, berapa kali aku harus memaafkan budak
(pelayan)ku?” Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Sehari
tujuh puluh kali.”
(HR.
Tirmidzi, Abu Dawud, dan Abu Ya’la)
Hari ini tanggal
1 Mei adalah Hari Buruh Internasional, hari libur dan banyak buruh melakukan aksi demonstrasi
menuntut agar perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja lebih memuliakan
mereka: menggaji tinggi, tidak sewenang-wenang dan menuntut pemerintah macam-macam. Saya bisa
membayangkan, sebagai pengusaha yang dituntut ini itu oleh para pekerjanya—yang
dianggap telah dihidupi—pasti ada rasa dongkol dan andai punya kuasa lebih akan
menindaknya. Mereka para buruh atau pekerja pastinya bukan budak, atau lebih
tepatnya tidak ingin disebut budak. Jadi mengingat negara memberi kesempatan
kepada buruh itu berdemonstrasi, para pengusaha harus lapang dada, apalagi mereka
bukan budak.
Terutama kepada
perusahaan yang menggaji kecil pekerjanya atau buruhnya, pekerja yang melakukan
kesalahan semestinya tak dituntut menanggung kesalahannya. Pekerja rumah tangga
biasanya sering mendapat perlakuan tak adil dari majikannya, misalnya
memecahkan piring harus mengganti atau dipotong gajinya yang pasti sangat sedikit. Para
bawahan, para kuli dan buruh lebih pantas disebut mustad’afiin karena mereka
jadi tanggungan majikan, sudah sepantasnya mereka banyak dimaafkan
kesalahan-kesalahannya. Karena keberadaan mereka yang lemah itulah, para majikan jadi
mulia.
Kini banyak
pengusaha-pengusaha muslim di Indonesia. Gairah jadi pengusaha pun sangat luar
biasa belakangan ini, terutama di kalangan muda-mudi muslim. Saya punya banyak
teman pengusaha, mereka katakanlah pengusaha kecil sehingga masih menggaji
pekerjanya dengan kecil pula. Andai mereka pengusaha kecil itu menganggap pekerjanya
sebagai keluarga yang susah dan senang ditanggung bersama alangkah baiknya. Jangan
sampai majikannya makan di restoran terus dan bisa jalan-jalan setiap minggu
tapi pekerjanya setiap hari cuma makan mi instan dan siang malam menghabiskan
waktu untuk sang majikan.
Ali
bin Abu Tholib ra. mengungkapkan, bahwa kata-kata paling
akhir
yang disabdakan oleh Rosululloh Saw adalah, “Peliharalah
sholat.
Peliharalah sholat, dan berhati-hatilah kalian dalam
memperlakukan
budak-budak (pelayan-pelayan)mu.”
(HR. Abu Dawud
dan Ibnu Majah)
Selamat
memperingati Hari Buruh se-Dunia. Ingat, Hari Buruh bukan Hari Budak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar