Senin, 28 Mei 2018

BERHARAP RIDLO ALLOH SWT


Muhammad Rosululloh Saw bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Apabila Alloh Ta’ala mencintai suatu bangsa, maka Alloh menguji mereka. Sehingga siapa saja yang ridlo (rela), maka Alloh akan meridloinya. Barangsiapa yang murka, maka Alloh akan memurkainya.”
(HR. Tirmidzi)


Di grup WA yang saya ikuti, tadi pagi masuk surat terbuka --yang minta di-viral-kan-- ditujukan kepada Presiden RI yang isinya tentang keluh kesah guru honorer. Saya tentu saja tak menuruti permintaan penulis surat itu, saya hanya membalas dengan emoticon lucu. Bagi saya yang tidak pernah tertarik sama sekali jadi pegawai negeri, mendapati guru-guru honorer yang menuntut dijadikan Pegawai Negeri Sipil (PNS) rasanya menggelikan—karena mekanisme perekrutan PNS sudah jelas dan siapa yang menyuruh mereka jadi guru?

Menjelang lebaran, ketika berita gaji ke 13 dan THR untuk PNS kian santer, memang wajar jika hal itu membuat para guru honorer yang merasa lebih berat beban kerjanya daripada guru yang sudah berstatus pegawai negeri tapi pendapatan ekonominya justru kecil menjadi gerah. Gaji PNS yang makin besar, ditambah gaji tambahan dan THR yang juga besar, siapapun yang setiap hari bekerja di suatu tempat yang sama, tahu siapa layak dihargai keringatnya dan siapa makan gaji buta, pasti dongkol karena merasa diperlakukan tidak adil. Tapi beginilah hidup berpola, maka berbahagialah orang-orang yang sabar dan ikhlas, sesungguhnya Alloh Maha Tahu dan Maha BIjaksana.

Negara kita sulit dipungkiri masih dalam masa-masa krisis. Upaya pemerintah lepas dari krisis yang telah berlangsung lebih dari duapuluh tahun terus menghadapi kendala besar. Kegelisahan warga baik yang wajar maupunpun yang terus disulut dan dikipasi oleh kelompok yang ingin mengganti penguasa yang sekarang terus meluas. Barang kebutuhan pokok harganya naik turun sulit dikendalikan, dolar melambung-lambung, dan sebentar lagi lebaran tiba, mereka yang lemah ekonomi pasti sedang pusing tujuh keliling dan pasti emosinya mudah labil.

Saya sendiri juga bukan orang yang banyak uang, bahkan mungkin bisa  dibilang  pas-pasan, namun alhamdulillah tidak terlalu terbebani oleh keadaan. Kenyataan ada orang lain yang hidup lebih pas-pasan bisa melonggarkan dada dan memanjangkan nafas. Saya selalu ingat kata-kata Cak Nun pada suatu ketika, beliau bilang: Memangnya siapa kita minta hidup enak dan mengeluhkan kesusahan, bahkan orang-orang yang dimuliakan-Nya –para nabi, rosul dan orang-orang soleh—mereka kebanyakan hidup dengan kesusahan dan penderitaan.”  Ya, keridloan mereka dalam menghadapi kesulitan hiduplah yang membuat mereka mulia dan jadi sosok teladan.

Semoga kita tetap mampu memelihara akal kita, ditambahkan ilmu dan dilapangkan jalan kita oleh Alloh Subehanahu Wata’ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar