Dari
Abu Huroiroh ra., Muhammad Rosululloh Saw
bersabda,
“Barangsiapa beriman kepada Alloh dan Hari Akhir,
hendaklah
ia berbicara yang baik atau (kalau tidak bisa) lebih baik
diam.”
(HR. Tirmidzi dan Muslim)
Anda
yang kini menyimak situasi kemasyarakatan di negeri ini pasti sedang prihatin,
bagaimana tidak. kebisingan di mana-mana bahkan dalam senyap malam di kamar
yang kelam. Televisi tak pernah sepi, jalan raya selalu sibuk dan yang lebih
menyedihkan adalah bahkan ketika manusia sedang sendiri di kamar yang kelam pun
kebisingan masih tetap hidup—lewat gadget orang menerima riuh dunia dan lewatnya pula
manusia membuat kegaduhan.
Sepertinya
sekarang begitu mendesak untuk kita berkampanye: Diam untuk Masa Depan. Hoax, hibah
telah jadi virus fitnah, lewatnya kita sedang dihancurkan oleh setan-setan
dunia. Bayangkan masa depan anak-anak kita, mereka juga manusia yang butuh
ketenangan hidup dan pikiran. Bagaimana jadinya jika kini kita sulit diam.
Ibnu
Mas’ud ra. mengemukakan, manusia itu ada tiga macam,
yaitu
orang yang memperoleh kemenangan, orang yang selamat,
dan
orang yang binasa. Orang yang memperoleh kemenangan
adalah
orang yang berdzikir kepada Alloh SWT. Orang yang selamat
adalah
orang yang diam. Sedangkan orang yang binasa ialah
yang
hanyut dalam kebathilan (kemaksiatan/kedzoliman).” (HR.
Thobroni
dan Abu Ya’la)
lebih baik diam daripada bicara kotor
BalasHapusya begitulah
Hapus