Jumat, 26 Juli 2019

DOA TILIK HAJI


Tilik Haji adalah tradisi yang hidup di suatu masyarakat muslim tertentu sebagai bagian dari  peristiwa tahunan Ibadah Haji. Haji sebagai salah satu Rukun Islam memang terkesan istimewa karena tidak semua orang bisa melaksanakannya. Dan memang istimewa, buktinya ada acara Tilik Haji yang di lingkungan tempat tinggal saya para Calon Haji akan didatangi ratusan tamu beberapa pekan hingga sehari sebelum pemberangkatan. Tamu yang tak putus-putus siang dan malam ini memberi bekal tambahan: ada doa, cerita pengalaman dari yang sudah berhaji dan tentu saja memberi pesangon dalam bentuk uang.


Pastinya tak sama soal tradisi TilikHaji ini, di desa saya kebiasaan ini dilakukan menjelang kepergian, di tempat lain bisa saja setelah pulang dari Tanah Suci. Bahkan mungkin ada masyarakat tertentu seperti di perkotaan yang sepertinya tidak punya tradisi ini. Seperti pengalaman saya ketika di Jakarta, ada suami istri pergi haji selonong boy saja gayanya, cuma bilang titip rumah mau pergi haji lalu empatpuluh hari kemudian pulang dan tak ada acara apa-apa di rumahnya. Beda dengan di desa saya yang penuh kesibukan berbulan-bulan dan melibatkan banyak orang.


Dan ternyata Tilik Haji ini tak sekedar tradisi bertamu lalu ngorol sebagaimana biasa, tapi ada doa yang harus dibaca oleh setiap tamu yang hadir. Karena doanya panjang di ruang tamu di sediakan selembar kertas berisi Doa Tilik Haji yang dilaminating. Bagi mereka yang tak mengenal tradisi ini pasti akan menganggapnya mengada-ada, pakai doa panjang lebar segala bikin ribet, tapi bagi yang mengamalkannya tentu punya dalih bukan saja doa mendoakan bagi sesama muslim adalah sesuatu yang penting, lebih dari itu hal ini adalah salah satu bentuk ekspresi bersilaturrahim.

Saya sendiri baru tahu ada doa tilik haji yang dIlaminating pada musim haji tahun ini, hal ini pun karena sekarang mertua menunaikan rukun Islam kelima ini. Sekian tahun lalu ketika ibu saya pergi haji seingat saya tak ada lembaran doa ini atau saya tak memperhatikan. Tilik haji pun tak pernah saya lakukan semenjak dewasa karena lama hidup di kota, sedangkan pada masa kanak-kanak saat ikut orang tua tilik haji yang teringat hanya oleh-olehnya seperti pernah dapat kaos bersablon pohon kurma dan kamera-kameraan yang berisi slide gambar tempat-tempat penting di Arab Saudi.

Sebagai penutup, doa saya semoga jamaah haji tahun ini dari manapun asalnya pulang dengan beroleh haji mabrur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar