Tilik Haji adalah tradisi yang hidup
di suatu masyarakat muslim tertentu sebagai bagian dari peristiwa tahunan Ibadah Haji. Haji sebagai
salah satu Rukun Islam memang terkesan istimewa karena tidak semua orang bisa melaksanakannya.
Dan memang istimewa, buktinya ada acara Tilik Haji yang di lingkungan tempat
tinggal saya para Calon Haji akan didatangi ratusan tamu beberapa pekan hingga
sehari sebelum pemberangkatan. Tamu yang tak putus-putus siang dan malam ini
memberi bekal tambahan: ada doa, cerita pengalaman dari yang sudah berhaji dan
tentu saja memberi pesangon dalam bentuk uang.
Pastinya tak sama soal tradisi TilikHaji ini, di desa saya kebiasaan ini dilakukan menjelang kepergian, di tempat
lain bisa saja setelah pulang dari Tanah Suci. Bahkan mungkin ada masyarakat
tertentu seperti di perkotaan yang sepertinya tidak punya tradisi ini. Seperti
pengalaman saya ketika di Jakarta, ada suami istri pergi haji selonong boy saja gayanya, cuma bilang
titip rumah mau pergi haji lalu empatpuluh hari kemudian pulang dan tak ada
acara apa-apa di rumahnya. Beda dengan di desa saya yang penuh kesibukan
berbulan-bulan dan melibatkan banyak orang.
Dan ternyata Tilik Haji ini tak
sekedar tradisi bertamu lalu ngorol sebagaimana biasa, tapi ada doa yang harus
dibaca oleh setiap tamu yang hadir. Karena doanya panjang di ruang tamu di
sediakan selembar kertas berisi Doa Tilik Haji yang dilaminating. Bagi mereka
yang tak mengenal tradisi ini pasti akan menganggapnya mengada-ada, pakai doa
panjang lebar segala bikin ribet, tapi bagi yang mengamalkannya tentu punya
dalih bukan saja doa mendoakan bagi sesama muslim adalah sesuatu yang penting,
lebih dari itu hal ini adalah salah satu bentuk ekspresi bersilaturrahim.
Saya sendiri baru tahu ada doa tilik
haji yang dIlaminating pada musim haji tahun ini, hal ini pun karena sekarang
mertua menunaikan rukun Islam kelima ini. Sekian tahun lalu ketika ibu saya
pergi haji seingat saya tak ada lembaran doa ini atau saya tak memperhatikan.
Tilik haji pun tak pernah saya lakukan semenjak dewasa karena lama hidup di
kota, sedangkan pada masa kanak-kanak saat ikut orang tua tilik haji yang
teringat hanya oleh-olehnya seperti pernah dapat kaos bersablon pohon kurma dan
kamera-kameraan yang berisi slide gambar tempat-tempat penting di Arab Saudi.
Sebagai penutup, doa saya semoga
jamaah haji tahun ini dari manapun asalnya pulang dengan beroleh haji mabrur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar