Selasa, 22 Mei 2018

TENTANG 200 MUBALIG KEMENAG


Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah dari banyak prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada sebagian dari kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah di
antara kamu yang suka memakan daging saudaamu yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha penyayang 
( Al Hujurot: 12 )


Beberapa waktu lalu pernah ada seorang Alim Ulama yang dicela dan dijelek-jelekkan di media sosial hanya karena mendukung Jokowi dalam Pilpres 2014. Dalam banyak kesempatan saya juga pernah temui di acara pengajian-pengajian, seorang penceramah menghujat seorang yang menurut saya lebih alim bahkan menyebut namanya dengan kata-kata yang tidak semestinya, seperti: laknatulloh.  Bagi saya iini bencana bagi umat.

Ini jelas masalah serius, umat yang secara umum awam tak semestinya dibiarkan jadi alat politik kebencian yang sifatnya pribadi. Dan saya sendiri sering merasa bersalah, ketika tak mampu membela seseorang yang saya –merasa—tahu cukup banyak keperibadiannya yang luhur, tapi dianggap buruk oleh seseorang yang modal kebenciannya cuma katanya. Maka saya menyambut positif apa yang dilakukan Kementerian Agama yang telah merilis nama-nama mubalig sebagai rujukan umat.

Tentu saja apa yang dilakukan Kementerian Agama ada kekurangannya, tapi negara yang punya tanggungjawab menjaga keadaan masyarakatnya, menurut saya telah melakukan tugasnya dan upaya ini patut diapresiasi. Kriterianya pemilihannya mungkin bisa diperjelas, terutama keteladanan sang mubalig di tengah masyarakat.

Di bawah ini 200 nama mubalig itu, silahkan dicari nama idola anda dan jika tidak ada bersabarlah karena Kementerian Agama katanya akan terus update sesuai dengan masukan-masukan yang diterima.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar